Rabu, 16 November 2011

Perbedaan antara System Life Cycle dengan System Development Life Cycle

Perbedaan antara System Life Cycle dengan System Development Life Cycle
Menurut saya dalam artikel SDLC merupakan singkatan dari Systems Development Life Cycle . Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak.
Dalam pembuatan atau pengembangan sistem perangkat lunak yang akan kita kerjakan biasanya kita mengikuti step by step dari SDLC ini, karena SDLC merupakan pedoman bagi seorang programmer yang akan membuat software maupun dalam pengembanganya. Dari hal tersebut mungkin pembaca sudah bisa mendapatkan sedikit pemahaman tentang apa yang saya jellaskan di atas. Apa saja fase siklus hidup pengembangan system?
Tujuan Sistem
Bagaimana seharusnya mendefenisikan sebuah system dan apa tujuannya? Sistem ialah kumpulan dari komponen-komponen yang berhubungan yang berinteraksi untuk melakukan suatu tugas guna mencapai suatu tujuan. Sekalipun tidak bekerja dengan sangat baik, tetap saja merupakan suatu system.
Tujuan analisis dan desain system adalah untuk memastikan bagaimana suatu system bekerja dan kemudian mengambiltindakan untuk menjadikannya lebih baik.
Membuat Proyek Berjalan: Bagaimana Memulainya dan siapa saja yang terlibat?
Keyakinan bahwa sesuatu yang buruk harus diubah merupakan awal untuk melakukan sebuah proyek. Ada 3 jenis partisipan dalam proyek :
ü  Pengguna : Sistem yang seadang dibahas harus selalu dikembangkan dengan banyak berkonsultasi dengan pengguna atau pelanggan. Jika keterlibatan pengguna tidak memadai makas system akan gagal Karen kurangnya penerimaan.
ü  Manajemen : Manager dalam organisasi juga harus diajak berkonsultasi mengenai system.
ü  Staf Teknis : Anggota Departemen Sitem Informasi (SI) perusahaan, yang terdiri tas analisis dan programmer system harus dilibatkan. Alasanya, karena merekalah yang mengeksekusi proyek.
Proyek yang rumit memerlukan satu atau beberapa analisis sitem. Analisis system ialah seorang spesialis informasi yang melakukan analisis , desain, dan implementasi sitem. Tugas analisis ialah mempelajari kebutuhan komunikasi dan informasi dan menentukan perubahan apa yang diperlukan untuk mengirimkan informasi yang lebih baik kepada yang memerlukan.
Enam Fase Analisis dan Desain Sistem
Apa saja enam fase siklus hidup pengembangan system?
Analisis dan desain system merupakan prosedur pemecahan maslah yang terdiri dari enam fase untuk meneliti system informasi dan meningkatkannya.Keenam fase tersebut membentuk apa yang disebut siklus hidup pengembangan system. Siklus hidup pengembangan system (SDLC) adalah proses langkah demi langkah yang diikuti oleh banyak organisasi selama analisis dan desain system.
Fase Pertama : Melakukan Investigasi Awal
Empat langkah yang ada pada fase pertama?
Tujuan dari fase pertama ini adalah melakukan analisis awal, mencari alternative solusi, mendeskripsikan biaya dan keuntungn, dan menyerahkan rencana awal dengan beberapa rekomendasi. Empat langkah fase pertama ialah:
1. Melakukan analisis awal, anda perlu mencari apa yang menjadi tujuan organisasi dan sifat serta cakupan masalah, selanjutnya melihat apakah masalah yang dipelajari cocok dengan tujuan tersebut.
2. Mengajukan solusi-solusi alternative, Solusi-solusi alternative bisa diperoleh dengan mewawancarai orang dalm organisasi, klien ayau pelanggan yang terpengaruh oleh system, pemasok dan konsultan.
3. Mendeskripsikan biaya dan keuntungan , anda perlu mendaftarkan biaya maupun keuntungan secara terperinci. Biaya akan tergantung dari keuntungan yang bisa menawarkan penghematan.
4. Menyerahkan rencana awal, Semua yang anda temukan digabung dalam suatu laporan tertulis, pembaca laporan ini bisa saja eksekutif yang punya wewenang untuk memutuskan dan menjalankan proyek. Anda harus mendeskripsikan solusi-solusi potensial, biaya, dan keuntungan dan memberikan rekomendasi bagi anda.
Fase Kedua : Menganalisis Sistem
Tiga langkah dalam menganalisis system
Tujuan dari fase kedua ini adalah mengumpulkan data, menganalisis data, dan menuliskan laporan. Dalam fase ini, anda akan mengikuti arahan dari pihak managemen setelah mereka membaca laporan (fase pertama). Pihak manajemen memberi perintah untuk menganalisis atau mepelajari system yang sudah ada untuk memahami perbedaan system baru dengan system yang sudah ada. Tiga langkah pada tahap ini ialah:
1. Mengumpulkan data, dalam upaya mengumpulkan data, anda akan meninjau dokumen tertulis, mewawancarai pegawai dan manager, membuat kuesioner dan mengobservasi rang dan proses-proses di tempat kerja.
2. Menganalisa data, data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis. Ada banyak piranti analitik yang dapat dipakai, piranti pemodelan memungkinkan analisis system menampilkan representasi system dalam bentuk gambar, misal data flow diagram atau diagram aliran data. Dan Perangkat CASE (Computer Aided Software Engineering) adalah program yang mengotomatisasi berbagai aktivitas SDLC. Contoh programnya ialah Analyst Pro, Visible Analyst dan System Architect.
3. Menulis laporan, perlu membuat laporan setelah selesai melakukan analisis. Ada 3 bagian, yang pertama, harus menjelaskan cara bekerja system yang sudah ada. Kedua, harus menjelaskan masalah-masalah pasa system yang ada. Ketiga harus mendeskripsikan ketentuan-ketentuan untuk system baru dan memberikan rekomendasi tentang apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Fase Ketiga : Mendesain Sistem
Tiga langkah ketika mendesain system
Tujuan fase ini adalah membuat desai awal, lalu desain yang detail, dan membuat laporan.
1. Membuat desain awal, desin awal mendeskripsikan kpabilitas fungsional secar umum dari system system informasi yang diusulkan. Perangkat yang digunakan pada fase ini adalah perangkat CASE dan perangkat lunak managemen proyek. Prototyping juga digunakan pada tahap ini,prototyping ialah pengguna workstation, perangkat CASE dan aplikasi perangkat lunak lain untuk membuat model kerja dari komponen system sehingga system baru bisa segera diuji dan dievaluasi. Jadi prototype adalah system dengan kemapuan kerja terbatas yang dikembangkan untuk menguji konsep-konsep desain.
2. Membuat desain yang detail, desain yang detail menggambarkan bagaimana sistem informasi yang diusulkan mampu memberikan kapabilitas yang digambarkan secara umum dalam desain awal.
3. Menulis laporan, semua pekerjaan dala desain awal dan desain yang detail akan dikemas dalam laporan yang terperinci. Anda bisa melakukan persentasi atau diskusi saat menyerahkan laporan ini kepada manajemen senior.
Fase Keempat : Mengembnagkan Sistem
Tiga langkah yang diperlukan dalam mengembangkan system
1. Mengembangkan atau mendapatkan perangkat lunak, analisis system harus membuat keputusan yang disebut keputusan “membuat-atau-membeli’. Dalam keputusan tersebut, anda menentukan apakah akan membuat program – menulis sendiri – atau embelinya, yang artinya hanya tinggal membeli paket perangkat lunak yang sudah ada.
2. Mendapatkan perangkat lunak, setelah memilih perangkat lunak, maka selanjutnya meng-uprade perangkat keras untuk menjalankan perangkat lunak tersebut. Namun bisa saja system tidak membutuhkan perangkat keras, atau perangkat keras tersebut dapat disewa tanpa harus dibeli.
3. Menguji system, dengan perangkat lunak dan perangkat keras yang telah diperoleh,maka dilakukan pengujian. Biasanya dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :
• Pengujian unit : kinerja dari masing-masing bagian diteliti dengan menggunakan data uji (disusun atau sampel). Jika program ditulis sebagai usaha kerja sama dari banyak programmer, maka masing-masing bagian dari program diuji terpisah.
• Pengujian system : bagian-bagian dihubungkan bersama-sama dengan menggunakan data uji untuk mengetahui apakah bagian-bagian itu dapat bekerja sama. System juga dapat diuji dengan data sesungguhnya dari organisasi.
Fase Kelima : Mengimplementasikan system
1. Konversi ke system baru, proses transisi dari system informasi yang lama ke yang baru, melibatkan konversi perangkat keras, perangkat lunak, dan file. Ada 4 strategi untuk melakukan konversi,yaitu :
ü  Implementasi langsung : pengguna hanya berhenti menggunakan system yang lama dan mulai mengguanakan yang baru.
ü  Implementasi parallel : Sistem lama dan system yang baru berjalan berdampingan sampai system baru menunjukkan keandalannya di saat system lama tidak berfungsi lagi.
ü  Implementasi bertahap : bagian-bagian dari system baru dibuat dalam fase terpisah-entah waktu yang berbeda(parallel) atau sekaligus dalam kelompok-kelompok (langsung).
ü  Implementasi pilot : seluruh system dicoba, namun hanya oleh beberapa pengguna. Stelah keandalannya terbukti barulah system bisa diimplementasikan pada pengguna lainnya.
2. Melatih pengguna, ada banyak piranti yang bisa digunkan membuat pengguna membuat pengguna mengenal system baru dengan baik,dari dokumentasi hingga video tape hingga pelatiah diruang kelas secara langsung ataupun satu per satu.
Fase Keenam : Memelihara Sistem
Pemeliharaan system ialah menyesuaikan dan meningkatkan system dengan cara melakukan audit dan evaluasi secara periodic dan dengan membuat perubahan berdasarkan kondisi-kondisi baru. Meskipun pengonversian sudah lengkap, bahkan pengguna sudah dilatih, system tidak bisa berjalan dengan sendirinya. Inilah tahap dimana system harus dimonitor untuk memastikan bahwa system itu berhasil. Pemeliharaan tidak hanya menjaga agar mesin tetap berjalan, namun juga meng-upgrade dan meng-update system agar bisa mengikuti perkembangan produk, jasa, layanan, peraturan pemerintah, dan ketentuan lain yang baru.
General Systems Life Cycle (GSLC)
               Merupakan fase-fase utama (general) yang terjadi pada semua sistem, baik
sistem biologis, fisikal, sosial ataupun sistem lainnya. Adapun fase-fase
tersebut terbagi dalam empat fase, yaitu :
a. Development (introduction)
b. Growth
c. Maturity
d. Deterioration (decline)

Information Systems Life Cycle (ISLC)

Merupakan fase-fase utama (general) yang terjadi pada sistem informasi.

Adapun fase-fase tersebut terbagi dalam empat fase, yaitu :
a. Systems Development (Design)
b. Systems Implementation
c. Systems Operation (Maintenance)
d. Systems Obsolescence

Systems Development Life Cycle (SDLC)

               SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu  :
a. Analysis
b. Design
c. Implementation
 
               Setiap kegiatan dalam SDLC dapat dijelaskan melalui tujuan (purpose) dan
hasil kegiatannya (deliverable). Apabila kegiatan utama tersebut dijabarkan ke dalam langkah-langkah yang lebih rinci dapat digambarkan seperti berikut :
 

ANALYSIS
Dalam tahap analisis ini, digunakan oleh analis sistem untuk :
a)    Membuat keputusan apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem
b)    Mengetahui ruang lingkup pekerjaannya yang akan ditanganinya.
c)    Memahami sistem yang sedang berjalan saat ini
d)    Mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya
 
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini adalah :
 
1. Problem detection
a)  Tujuan   :  Mendeteksi sistem, apabila sistem saat ini semakin berkurang
   manfaatnya (memburuk).
b)  Hasil      :  Laporan pendahuluan tentang permasalahan yang terjadi
                                  dalam sistem.
2. Initial investigation
 
a)    Tujuan :  Memerikan sistem saat ini dengan penekanan pada  daerah-   daerah yang menimbulkan permasalahan.
b)    Hasil      :  Penjelasan sistem saat ini. 
 
3. Requirement analysis (determination of ideal systems)
a)  Tujuan   :  Mendapatkan konsensus dari komunitas pemakai dari sistem
                               informasi yang ideal. Sebuah penggantian sistem akan
                               menimbulkan jarak antara sistem saat ini dengan sistem
                               yang ideal (yang mengacu ke komputerisasi).
b)  Hasil      :  Penjelasan kebutuhan analisis terhadap sistem.
 
4. Generation of system alternatives
a)  Tujuan:  Menggali (explore) perbedaan dari alternatif sistem dalam mengurangi jarak (gap) antara sistem saat ini dengan sistem idealnya.
b)   Hasil        :  Dokumen-dokumen tentang alternatif sistem yang akan digunakan untuk memperbaiki sistem.
 
5. Selection of proper system
a)  Tujuan :  Membandingkan alternatif-alernatif sistem dengan
                   menggunakan metodologi terstruktur, memilih alternatif
                   sistem yang paling baik, dan menjualnya (sell) kepada
                   management.
b)   Hasil :  Hasil-hasil dari studi sistem.
 
DESIGN
Dalam tahap perancangan (desgin) memiliki tujuan, yaitu untuk :
a)     Mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
   dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang
   terbaik.
 
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini adalah :
 
6. Output design
     a) Tujuan        :  Memerikan bentuk-bentuk laporan sistem dan dokumennya.
     b) Hasil            :  Bentuk (forms) dari dokumentasi keluaran (output).
 
7. Input design
     a) Tujuan        :  Memerikan bentuk-bentuk masukan didokumen dan dilayar ke
                              sistem informasi.
b)    Hasil         :  Bentuk (forms) dari dokumentasi masukan (input).
 
8. File design
     a) Tujuan        :  Memerikan bentuk-bentuk file-file yang dibutuhkan dalam
                                  sistem informasi.
     b) Hasil            :  Bentuk (forms) dari dokumentasi file.
 
IMPLEMENTATION
Dalam tahap implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk :
a)     Melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang
   sebenarnya dari sistem informasi yang akan dibangunnya atau dikembangkannya.
     b) Mengimplementasikan sistem yang baru.
     c) Menjamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal.
 
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah :
 
9. Programming & testing
   a)  Tujuan         : Mengkonversikan perancangan logikal ke dalam kegiatan
                               operasi coding dengan menggunakan bahasa pemograman
                               tertentu, dan mengetest semua program serta memastikan
                               semua fungsi / modul program dapat berjalan secara benar.
   b) Hasil              : Coding program dan spesifikasi program.
 
10.Training
   a) Tujuan          : Memimpin (conduct) pelatihan dalam menggunakan sistem,
                               persiapan lokasi latihan dan tugas-tugas lain yang
                               berhubungan denganp pelatihan (buku-buku panduan sistem).
   b) Hasil              : Rencana pelatihan sistem, modul-modul katihan dan
                               sebagainya.
 
11. System changeover
    a) Tujuan         : Merubah pemakaian sistem lama ke sistem bari dari sistem
 informasi yang berhasil dibangun.Perubahan sistem merupakan tanggungjawab team designer ke pemakai siste (user organization).
    b) Hasil             :  Rencana (jadwal dan metode) perubahan sistem (contract).

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar